loading...

Setelah Ahok lengser dari Gubernur DKI Jakarta. Balai Kota mempunyai pemandangan yang berbeda. Ketika Ahok masih menjadi Gubernur, Balai Kota penuh dengan warga Jakarta yang ingin mengadukan nasib mereka kepada Ahok. Tetapi sejak Anies menjabat Gubernur DKI Balai Kota pun sepi. Tak terlihat lagi kerumunan warga Jakarta yang mencari keadilan di sana.
Kita masih teringat bagaimana warga Jakarta setiap pagi berbondong-bondong mendatangi Balai Kota. Tujuan mereka bermacam-macam. Ada yang ingin kasus sengketanya dapat diselesaikan secepatnya. Ada juga yang meminta biaya berobat kepada Ahok karena sudah tak sanggup menanggung biaya rumah sakit. Bahkan ada juga yang meminta kepada Ahok untuk mencarikan pekerjaan.
Kebiasaan Ahok ini membuat kita paham bahwa Ahok benar-benar ingin melayani warga Jakarta. Ingin melayani warga yang tidak mampu secara finansial, membantu mereka mengatasi kesulitan keuangan. Dengan biaya operasional yang didapat oleh Ahok.
Kenapa Ahok mempunyai kebiasaan membantu orang lemah? Kalau kita sempat menonton film masa kecil Ahok, A Man Called Ahok kita akan menemukan apa yang menyebabkan Ahok seperti itu.
Sejak kecil Ahok sudah ditanamkan oleh ayahnya Tjoeng Kim Nam untuk mengasihi orang tak mampu. Ayah Ahok mengajarkan kepada Ahok untuk peduli kepada mereka yang kesusahan, meski pun sebenarnya mereka saat itu juga mengalami kesulitan keuangan. Tetapi demi perikemanusiaan, demi saudara-saudara kita yang berkesusahan, Ayah Ahok tetap mengulurkan tangannya untuk membantu.
Jelas sekali ajaran-ajaran dari ayah Ahok mempengaruhi sikap Ahok selanjutnya. Dalam salah satu scene kita dapat melihat bagaimana Ahok kecil sampai membongkar celengannya dan adiknya hanya untuk membantu tetangganya yang ingin melahirkan tetapi kesulitan keuangan.
Alasan Ahok terjun ke dunia politik juga berdasarkan permintaan dari ayahnya. Karena sebagai pengusaha keuangan mereka terbatas untuk membantu rakyat kecil, tetapi jika menjadi pejabat maka Ahok dapat menggunakan uang negara secara legal membantu rakyat yang kesusahan. Seperti menggunakan uang operasionalnya itu untuk membantu mereka yang kesusahan.
Jika dulu ketika Ahok menjadi Gubernur DKI, Balai Kota setiap pagi begitu hidup. Kini pemandangan Balai Kota seperti kuburan. Tak ada lagi warga Jakarta yang berbondong-bondong mendatangi Balai Kota mengadukan nasib mereka. Karena memang Anies yang tidak menghendaki warga Jakarta mengadukan nasib mereka kepada Gubernur DKI Jakarta.
Keengganan Anies untuk bertemu warga Jakarta membuat persoalan yang terjadi di masyarakat menjadi tidak langsung bisa diselesaikan. Semakin lama semakin bertumpuk. Apalagi Anies hanya mengandalkan kinerja anak buahnya yang pelayanannya pun sama dengan Anies yang enggan memberikan solusi kepada masyarakat.
Efek dari keengganan Anies bertemu dengan warganya itu. Membuat warga Jakarta mengadu kepada orang lain atas persoalan yang menimpa mereka.
Salah satu persoalan yang menimpa warga Jakarta dan tidak bisa mereka adukan kepada Anies adalah mengenai proyek pembangunan Sakura Garden City di Jakarta Timur.
Warga RW 06 Cipayung Jakarta Timur ramai-ramai mengadukan nasib mereka yang dirugikan oleh proyek pembangunan Sakura Garden City itu kepada pengacara Hotman Paris di Kopi Joni. Menurut video yang diunggah oleh Hotman Paris tersebut, mereka mengadukan nasib mereka kepada Hotman karena merasa dirugikan atas pembangunan proyek Sakura Garden City tersebut.
"Bapak Gubernur DKI Dr. Anies Baswedan di sini wargamu, RW 06 Cipayung yang merasa 7 bulan telah menderita dan mengalami kerugian akibat pembangunan proyek Sakura Garden City yang dibangun oleh grup Sayana katanya," ujar Hotman Paris.
Kalau sudah sampai begini, apakah Gubernur DKI tidak malu? Apa kerjanya Anies sampai warga Jakarta harus mengadu ke Hotman Paris dan bukan kepada Anies? Mengapa warga Jakarta lebih percaya kepada Hotman Paris yang bisa menyelesaikan masalah mereka daripada mereka mengadu kepada Anies?
Jawabannya sangat simpel sekali. Karena Anies tidak bisa bekerja. Hanya pandai bersilat kata. Sehingga warga Jakarta pun tidak percaya Anies akan bisa menyelesaikan permasalahan mereka tersebut. Ini sangat ironis sekali. Sampai seorang Gubernur tidak lagi dipercaya oleh warganya.
Apakah Anies tidak malu kalau warganya sampai mengadukan nasib mereka kepada orang lain dan bukan kepada Gubernurnya sendiri?
0 Response to "Anies Kemana Saja? Kok Warga Jakarta Sampai Mengadu ke Hotman Paris?"
Posting Komentar