loading...

Fakta sejarah membuktikan bahwa Soemitro Djojohadikoesoemo adalah pentolan Partai Sosialis Indonesia (PSI). Sumitro pernah diduga korupsi dan hasil korupsi itu diberikan ke PSI. Bagi PKI, PSI sering dianggap sebagai partai sosialis kanan.
Fakta sejarah juga membuktikan bahwa Soemitro Djojohadikoesoemo terlibat pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Sumitro menjadi menteri di pemerintahan tandingan tersebut. Tetapi ketika PRRI/Permesta ditumbangkan, Sumitro lari ke luar negeri.
Setelah Soekarno tumbang, barulah kemudian Sumitro kembali ke Indonesia. Di pemerintahan Soeharto, Sumitro juga menjadi Menteri Negara Riset Indonesia ke-3 (1973-1978).
Fakta tak terbantahkan juga membuktikan bahwa Sumitro Djojohadikoesoemo adalah ayah Prabowo, capres Pilpres 2019. Kalau ini tidak mungkin diragukan.
Terlepas dari rekam jejak yang gemilang, Sumitro tetap dan akan dituliskan dalam sejarah Indonesia sebagai orang yang ikut ambil bagian dalam memecahbelah kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang pada waktu itu masih tertatih-tatih membangun bangsa.
Bukan mau melupakan jasa Sumitro terhadap bangsa ini, tulisan ini mau menunjukkan ke mukanya Fadli Zon bahwa kalau mau mencurigai Jokowi sebagai PKI, maka mencurigai Prabowo lebih masuk akal. Karena rekam jejak ayah Jokowi – mungkin tak sejelas Sumitro yang dituliskan tokoh penting – tidak ditemukan ada keterkaitan dengan pengkhianat bangsa. Sementara Sumitro, selain jasanya, jelas terekam sejarah adalah bagian dari pengkhianat bangsa.
Jadi kalau mau menuduh sebenarnya yang perlu diragukan komitmen keindonesiaannya adalah Prabowo. Kenapa? Karena ayah Prabowo mantan pemberontak, maka ada kemungkinan sikap memberontak itu diturunkan (diajarkan) dari ayahnya. Hal ini lebih masuk akal, sebab buah tidak jauh jatuh dari pohonnya.
Mungkin logika seperti itu mau dibela dengan mengatakan bahwa Prabowo mantan militer. Tetapi kan Prabowo dipecat. Selain itu rekam jejak Prabowo penuh dengan noda hitam. Terbukti memerintahkan anak buah menculik para aktivis. Kalau kaitannya dengan ayahnya, Sumitro juga pernah menjadi menteri Soekarno sebelum terlibat pemberontakan. Jadi menjadi abdi negara tidak jaminan seseorang akan tetap setia mengabdi negara, bukan?
Lebih masuk akal lagi menuduh Prabowo sebagai partisan komunis, sebab ayahnya juga pentolan partai sosialis, meskipun sosialis kanan. Lagi-lagi, buah tidak jatuh dari pohonnya, kalau Sumitro pentolan partai sosialis-komunis, bisa jadi juga Prabowo adalah sosialis-komunis.
Apakah DNA Prabowo mengandung DNA pemberontak atau DNA sosialis? Secara biologis, sikap psikologis tidak diturunkan secara biologis. Maka kalau ayah seorang pemberontak dan sosialis-komunis, tidak secara otomatis anaknya juga pemberontak dan sosialis-komunis. Paham, ya!
Ideologi itu diturunkan bukan dalam darah maupun DNA. Ideologi itu diturunkan melalui pengajaran baik melalui kata maupun melalui kehidupan. Jadi tidak perlulah Fadli Zon capek-capek mendorong Prabowo untuk melakukan tes DNA untuk memastikan apakah Prabowo seorang pemberontak atau tidak, sosialis-komunis atau tidak. Karena mau dites DNA pakai teknologi tercanggih sekalipun, tidak akan membuktikan seorang itu PKI atau bukan. Paham, Zon?
Sama seperti Prabowo tidak akan terbukti apakah pemberontak mengikuti bapaknya atau tidak, demikian juga terhadap Jokowi apakah PKI atau Bukan. Mereka yang masih mendorong Jokowi melakukan tes DNA adalah orang-orang goblok yang tak tamat pelajaran biologi SMA kelas-1. Kalau itu Fadli Zon, berarti dia adalah wakil DPR yang sebenarnya tidak tamat pelajaran biologi SMA kelas-1. Hehehe…. Wakil DPR RI tidak tamat pelajaran biologi SMA kelas-1. Sedih negara gue.
Saya dan mungkin publik Indonesia tidak tertarik membahas keterlibatan Sumitro pada PRRI dan hubungannya dengan Prabowo. Tetapi karena Fadli Zon sudah memulai dengan isu PKI dan tes DNA, dengan terpaksa kita harus mengulik kembali kekelaman sejarah demi membuat perbandingan yang seimbang.
Harapan kita semua, bagaimana agar kita hidup masa kini secara lebih realistis dengan mengandalkan akal sehat, bukan mengandalkan kebodohan dan kedunguan tingkat dewa. Mengandalkan kedunguan dan kebodohan akan menguras tenaga, memunculkan kegaduhan yang tidak perlu, dan mengaburkan tujuan kita dalam berpolitik.
Ketika isu PKI dijadikan bahan untuk menyerang lawan politik, maka isu menyakitkan lainnya pasti akan dimanfaatkan untuk membalas. Jika Fadli Zon tidak menyinggung soal tes DNA, maka saya merasa tidak perlu mengulik kembali pengkhianatan ayah Prabowo. Sebab sehebat-hebatnya seseorang, kehebatannya akan dilupakan karena satu kesalahan yang ia perbuat.
Oh iya Fadli Zon, Apakah DNA Prabowo Mengandung DNA Pemberontak Dan Partai Sosialis?
0 Response to "Fadli Zon, Apakah DNA Prabowo Mengandung DNA Pemberontak Dan Partai Sosialis?"
Posting Komentar